DPRD Minta Tembok Penahan Cegah Longsor di Berastagi Dibangun

Ketua DPRD Sumut Drs Baskami Ginting mendesak aparat penegak hukum, baik kepolisian maupun kejaksaan, serius dalam menuntaskan kasus dugaan korupsi pengalihan status Areal Penggunaan Lain (APL) Hutan Tele, yang merugikan negara Rp32 miliar.

topmetro.news – Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting prihatin atas peristiwa longsor yang terjadi di kawasan Brastagi, Deli Serdang, yang merenggut korban jiwa dan luka, pekan lalu. Dewan minta semua stakeholder terkait bergerak cepat mengantisipasi tidak terjadi lagi bencana serupa. Salah satunya, yakni dengan membangun tembok penahan di sepanjang titik rawan longsor.

“Kita minta langkah cepat agar bencana longsor tidak terjadi berulang-ulang dan merugikan masyarakat,” kata Baskami kepada wartawan di Medan, Senin (25/10/2021).

Politisi PDI Perjuangan itu merespon langkah lanjutan yang perlu, segera pascalongsor di Tikungan PDAM Tirtanadi, Sibolangit, Sabtu malam lalu.

“Bencana memang bisa datang kapan saja dan sulit diprediksi, sehingga setidaknya harus diantisipasi secara dini,” katanya.

Antisipasi tersebut, lanjut Baskami adalah misalnya membangun tembok penahan di sepanjang titik rawan longsor.

Tembok-tembok menyerupai bronjong itu akan menguatkan fungsi tanah dari gangguan atau guncangan. Hal ini sudah ada di kawasan Genting Highland di Malaysia.

“Kawasan yang kita lihat di Berastagi tampak tak punya fondasi dan penahan yang kokoh. Sehingga kita khawatirkan terjadi longsor,” sebutnya.

Hal itu terjadi karena di kawasan itu terdapat hutan lindung yang tidak kuat lagi menahan rembesan air. “Marilah kita jaga hutan lindung itu. Janganlah dirambah,” ujarnya.

Kemudian, Pemkab Deli Serdang dan dinas terkait di Pemprov Sumut ia minta bersinergis untuk menyiagakan alat berat. Sehingga bisa secepatnya beroperasi jika terjadi longsor mendadak di kawasan Brastagi.

Percepat Jalan Layang

Selain itu, secara khusus Baskami minta Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) II untuk mempercepat pelaksanaan jembatan layang sejenis cantilever di ruas Jalan Medan-Berastagi.

Proyek ruas jalan sepanjang 30,8 km tersebut bernilai Rp179 miliar lebih itu akan menghubungkan batas Kota Medan-batas Kabupaten Karo panjang pelebaran 19 km senilai Rp110 miliar lebih. Kemudian batas Kabupaten Deli Serdang-Simpang Ujung Aji dengan panjang pelebaran 11,8 km senilai Rp68,7 miliar.

Kabarnya,, proyek yang bertujuan mengurai kemacetan dari jalan Medan-Brastagi-Tanah Karo itu sempat tertunda. Penyebabnya, karena dananya tersedot untuk penanggulangan Covid-19.

Terkait itu, Baskami berharap dengan kondisi pandemi yang mulai membaik, segera percepat pembangunan sarana dan prasana jalan itu. Dengan harapan akan mengurangi beban jalan yang selama ini tertumpu di kawasan tikungan Brastagi. “Dengan pengurangan beban, diharapkan tikungan bukit tidak amblas lagi ke badan jalan,” pungkasnya.

penulis | Erris JN

Related posts

Leave a Comment